Kumpulan Artikel Kami

Sunday, May 12, 2019

H Budi Leksono SH Lebih pantas menjadi Walikota Surabaya

Seusai Pilgub Jatim 2018, Pilpres dan Pileg 2019, kini Kota Surabaya kembali dipanaskan oleh pesta politik Pilwali (Pemilihan Wali Kota) Surabaya 2020.

Publik Kota Surabaya akan dipanaskan dengan sosok calon pengganti Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang diketahui sudah dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan.
Sosok pengganti Tri Rismaharini diharapkan warga dapat membangun Kota Surabaya lebih baik.

Sebelumnya, saat dipimpin Tri Rismaharini, Kota Surabaya banyak meraih berbagai macam penghargaan, baiknasional maupun internasional.

Hal tersebut membuat pengganti Tri Rismaharini harus merupakan sosok pemimpin yang tidak hanya mengayomi, namun juga harus visioner dan dapat melihat tantangan ke depannya.

Kriteria calon pemimpin Kota Surabaya menjadikan kontestasi Pilwali Surabaya 2020 menjadi sangat menarik.

Ke depannya, para partai politik tentu akan memperhitungkan dengan matang siapa pasangan calon yang akan diusung dan didukung pada Pilwali Surabaya 2020.

Daat ini mungkin prestige Kota Surabaya akan dipertaruhkan dalam Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
Kota Surabaya saat ini sudah memiliki prestige dalam melakukan 6 in 1.

Di antaranya kemudahan pengurusan online untuk semua dokumen penting seperti akte kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, surat pindah datang dan pindah ke luar. Ini prestasi pelayanan publik yang luar biasa.

Saat ini calon pemimpin di Surabaya mempunyai tugas yang berat, karena harus memiliki kapasitas untuk membuat inovasi yang serupa dengan yang dilakukan oleh Tri Rismaharini.

Nah ini tantangan serius yang perlu dipikirkan partai-partai atau pihak independen yang hendak mengajukan calonnya.

Sudah waktunya parpol mengedepankan meritokrasi dalam mengajukan dan mengusung calonnya, bukan hanya sekadar pengurus partai.

Dalam hal ini, meritokrasi menjadi penting untuk prasyarat utama dalam mengajukan calon pemimpin.

Sebab hanya orang yang cakap dan cerdas bekerjalah yang layak maju mencalonkan diri, jangan sekadar punya dana atau mesin politik.

Wali Kota mendatang harus bisa lebih baik dari Bu Risma, atau setidaknya mempertahankan prestasi-prestasi beliau. Itu tantangannya.

Bahkan, Kompi Surabaya juga menjaring beberapa nama yang menurut pihaknya pantas untuk dimunculkan sebagai kandidat penerus kepemimpinan Tri Rismaharini.

Sampai bulan ini, beberapa nama yang dimunculkan menjadi pengganti Tri Rismaharini, mulai dari birokrat, religius, politisi hingga tokoh muda.

Di antara nama-nama tersebut, berikut nama calon kandidat versi Kompi Surabaya yang layak menjadi penerus kepemimpinan Tri Rismaharini:
  1. H. Budi Leksono atau Cak Bulek
  2. Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional, KH Zahrul Azhar Asad atau Gus Hans.
  3. Presiden Klub Persebaya Surabaya, Azrul Ananda.
  4. Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana.
  5. Politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dhimas Anugrah.
  6. Kepala Bappeko Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
  7. Mantan Wakil Wali Kota Surabaya, Arif Afandi.
  8. Politisi PKB, Fandi Utomo.
H Budi Leksono SH Lebih pantas menjadi Walikota Surabaya
Bagi warga Kel. Jepara Surabaya, H. Budi Leksono adalah Seorang Bapak yang dapat menjadi panutan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sifatnya yang merakyat dan jiwa sosial yang tinggi dan beliau dikenal ringan tangan dalam membantu masyarakat khusunya wong cilik ditambah lagi sifatnya yang rendah hati dan bersifat Woro pada Para Ulama dan Sesepuh Kampung.

H Budi Leksono lebih sering bergelut dengan wajah kumuh masyarakat kota Surabaya, hal inilah yang membuat beliau lebih mengenal kebutuhan Wong Cilik.
Teko Wong Cilik Damel Wing Cilik.
Mungkin pribahasa itu cocok disematkan kedalam peran H. Budi Leksono.

Dimana kita ketahui kawasan kumuh identik sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. 

Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. 

Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. 

Di Kota Surabaya, kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higienis.

Dengan menjaring Aspirasi Masyarakat, H. Budi Leksono, SH. berharap mampu mencari solusi yang terbaik bagi wong cilik.

No comments:

Post a Comment

Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih

Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya