Kumpulan Artikel Kami

Wednesday, May 2, 2018

Minuman Keras (MIRAS)

Minuman keras merujuk minuman suling yang tidak mengandung tambahan gula dan memiliki setidaknya 20% alkohol berdasarkan volume (ABV). Minuman keras yang populer antara lain arak, brendi, brendi buah (juga dikenal sebagai eau-de-vie atau schnapps), gin, rum, tequila, vodka, dan wiski. Dalam perundang-undangan di Indonesia, minuman beralkohol dengan kadar di atas 20% masuk ke dalam minuman beralkohol golongan C. Namun tidak disebutkan secara gamblang bahwa minuman beralkohol golongan C adalah miras. 
loading...

loading...
Minuman suling yang dibotolkan dengan tambahan gula dan perisa tambahan, seperti grand marnier, frangelico, dan schnapps Amerika, disebut Likeur. Dalam penggunaan umum, perbedaan antara "minuman keras" dan "likeur" secara luas tidak diketahui atau diabaikan, akibatnya, semua minuman beralkohol selain bir dan anggur umumnya disebut sebagai minuman keras.

Bir dan anggur, yang bukanlah minuman suling, mempunyai batas kandungan alkohol maksimum sekitar 20% ABV, karena kebanyakan ragi tidak dapat bereproduksi ketika konsentrasi alkohol ada di atas tingkat ini, akibatnya, proses fermentasi berhenti pada saat itu.

Istilah "spirit" (dari bahasa latin spiritus yang berarti "nafas") yang merujuk ke minuman keras berasal dari Al-Kimia Timur Tengah. Alkemis-alkemis tersebut lebih peduli dengan kesehatan obat mujarab dibandingkan dengan transmutasi timah menjadi emas. Uap yang dilepaskan dan dikumpulkan selama proses alkimia (seperti dengan distilasi alkohol) disebut sebagai spirit (sukma) dari cairan aslinya.

Asal usul istilah bahasa Inggris minuman keras, yaitu liquor dan kerabat dekatnya liquid adalah kata kerja Latin liquere, yang berarti untuk menjadi cairan. Menurut Oxford English Dictionary (OED) (Kamus Bahasa Inggris Oxford), penggunaan awal dari kata ini dalam bahasa Inggris, yang berarti hanya cairan, bisa dirunut ke tahun 1225. Penggunaan pertama OED menyebutkan arti liquor adalah cairan untuk minum terjadi pada abad ke-14. Penggunaannya sebagai istilah untuk minuman beralkohol memabukkan muncul pada abad ke-16.

Minuman keras merujuk minuman suling yang tidak mengandung tambahan gula dan memiliki setidaknya 20% alkohol berdasarkan volume (ABV). Minuman keras yang populer antara lain arak, brendi, brendi buah (juga dikenal sebagai eau-de-vie atau schnapps), gin, rum, tequila, vodka, dan wiski. Dalam perundang-undangan di Indonesia, minuman beralkohol dengan kadar di atas 20% masuk ke dalam minuman beralkohol golongan C. Namun tidak disebutkan secara gamblang bahwa minuman beralkohol golongan C adalah miras.

Minuman suling yang dibotolkan dengan tambahan gula dan perisa tambahan, seperti grand marnier, frangelico, dan Schnapps America, disebut likeur. Dalam penggunaan umum, perbedaan antara "minuman keras" dan "likeur" secara luas tidak diketahui atau diabaikan, akibatnya, semua minuman beralkohol selain bir dan anggur umumnya disebut sebagai minuman keras.

Bir dan anggur, yang bukanlah minuman suling, mempunyai batas kandungan alkohol maksimum sekitar 20% ABV, karena kebanyakan ragi tidak dapat bereproduksi ketika konsentrasi alkohol ada di atas tingkat ini, akibatnya, proses fermentasi berhenti pada saat itu.

Istilah spirit (dari bahasa latin spiritus yang berarti nafas) yang merujuk ke minuman keras berasal dari alkimia Timur Tengah. Alkemis-alkemis tersebut lebih peduli dengan kesehatan obat mujarab dibandingkan dengan transmutasi timah menjadi emas. Uap yang dilepaskan dan dikumpulkan selama proses alkimia (seperti dengan distilasi alkohol) disebut sebagai spirit (sukma) dari cairan aslinya.
BATASAN TOLERASNSI TUBUH TERHADAP ALKOHOL

Toleransi alkohol adalah ketahanan tubuh terhadap alkohol yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, di mana seorang peminum alkohol akan perlu mengonsumsi lebih banyak minuman keras untuk mencapai efek memabukkan yang diincar. Toleransi alkohol yang dihasilkan dari penggunaan miras jangka panjang atau berat bisa menyebabkan dua kemungkinan.

Pertama, seorang peminum berat bisa cepat pulih dari efek memabukkan alkohol akibat kinerja hati yang mempercepat proses pembilasan alkohol dari dalam tubuh. Kedua, seorang peminum kronis berat bisa menunjukkan hanya satu-dua gejala mabuk bahkan pada konsentrasi alkohol dalam darah yang terhitung sangat tinggi, karena tubuhnya sudah kebal terhadap efek alkohol (yang pada orang biasa akan melumpuhkan atau bahkan fatal).

Karena si peminum tidak mengalami penurunan perilaku secara dramatis sebagai akibat dari minum miras, toleransi tubuhnya dapat memfasilitasi peningkatan jumlah konsumsi alkohol yang semakin menjadi-jadi. Namun, harus dicatat bahwa meski sensitivitas seseorang terhadap dampak alkohol mungkin menurun, tingkat konsentrasi alkohol dalam darahnya akan tetap melonjak.

National Health and Medical Research Council (NHMRC) memberikan rekomendasi bahwa laki-laki dan perempuan yang sehat sebaiknya tidak mengonsumsi alkohol lebih dari 2 minum standar, yaitu 100 ml wine untuk 1 standar dan 285 ml alkohol dengan kandungan 4,9 persen untuk 1 standar, seperti dikutip dari mydr.com.au.

Tapi batas toleransi alkohol di dalam tubuh ini berbeda-beda tiap orang karena tergantung dari jenis alkohol yang dikonsumsi, usia, berat badan, jenis kelamin, makanan yang ada di dalam lambung serta kondisi kesehatan dari orang tersebut.

Umumnya kadar alkohol yang terkandung di dalam wine (anggur) lebih besar dari alkohol dalam bir. Karenanya jumlah anggur yang boleh dikonsumsi lebih sedikit dibanding bir.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan alkohol seseorang. Faktor-faktor ini dapat mengurangi atau menambah tingkat penyerapan alami alkohol dan setiap individu. Jika Anda memahami hal ini, Anda dapat menggunakannya sebagai metode efektif untuk memperlambat efek alkohol pada tubuh dan otak.


1. Berat Badan
Tingkat alkohol dalam darah (BAC) adalah perbandingan antara total kandungan alkohol dalam sistem tubuh, dengan jumlah total volume darah. Karena darah pada dasarnya adalah air, angka BAC seseorang dipengaruhi oleh persentase lemak tubuhnya; semakin tinggi persentase lemak tubuh, semakin rendah kadar air dalam tubuhnya dan akan lebih tinggi pula angka BAC-nya.

Bagi orang-orang dari berat yang sama, bahkan berjenis kelamin sama sekalipun, individu dengan persentase lemak tubuh yang lebih rendah (lebih berotot, misalnya) tetap akan memiliki angka BAC yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. Begitu pula dengan orang-orang yang memiliki postur badan lebih besar dan berat — semakin berat tubuh seseorang, semakin tinggi persentase air dalam tubuh untuk menyeimbangkan kadar alkohol yang sama. Singkatnya, semakin ringan angka yang tertera di alat timbangan, BAC Anda akan semakin tinggi dan Anda akan lebih mudah mabuk.


2. Jenis Kelamin
Kebanyakan rekomendasi alkohol didasarkan pada standar pria dewasa dengan berat badan 70 kilogram. Biasanya, menenggak tiga kaleng bir ukuran 350 ml sekaligus kurang dari satu jam bisa membuat rata-rata pria mabuk (tingkat alkohol dalam darah bisa mencapai .045). Rata-rata manusia memecah alkohol dalam satu minuman standar (17 ml etanol) per 90 menit.

Wanita cenderung memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan kadar air yang lebih sedikit dari laki-laki. Pada porsi konsumsi yang sama, wanita rata-rata akan memiliki BAC lebih tinggi dari pria dan karena itu akan mabuk lebih cepat. Selain itu, wanita juga memiliki lebih sedikit enzim pemecah alkohol dalam hatinya. Hormon juga memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproses alkohol, sehingga wanita akan mengalami angka BAC yang lebih tinggi lagi jika menenggak miras dalam porsi standar tepat sebelum menstruasi.


3. Makanan/ Sistem Pencernaan
Makan lebih banyak adalah cara jitu untuk menunda perasaan mabuk. Untuk orang yang tidak makan, puncak titik keracunan alkohol terbesar biasanya terjadi antara 0,5-2 jam. Bagi seseorang yang menenggak miras sambil makan, puncak BAC biasanya tidak akan terjadi sampai setelah 1-6 jam.

Tubuh akan secara otomatis mendahulukan proses pencernaan makanan dan mencegah alkohol untuk ikut masuk ke dalam usus kecil, di mana penyerapan paling efektif. Setelah alkohol akhirnya terserap dan masuk ke dalam darah, diperlukan waktu setidaknya 1 jam untuk hati dapat memecahnya untuk dikeluarkan lagi oleh tubuh. Tapi ingat, ini bukan alasan untuk Anda jadi minum lebih banyak. Anda bukan menggagalkan penyerapan alkohol, namun hanya menundanya sehingga BAC Anda tidak memuncak dengan cepat.


4. Latar Belakang Etnis
Kelompok etnis tertentu mungkin tidak minum sebanyak dan terpengaruh sedikit alkohol dari kelompok etnis lain. Para pakar menduga enzim yang memetabolisme alkohol mungkin kurang melimpah di beberapa kelompok, atau mereka memiliki mutasi genetik dalam enzim, yang membawa pada pipi kemerahan dan detak jantung yang cepat, bahkan dengan sejumlah kecil alkohol.

Untuk alasan ini, orang-orang keturunan Cina jauh lebih kecil kemungkinannya untuk berpesta miras daripada orang-orang Korea yang memiliki budaya minum lebih kuat sekitar tujuh persen, dibandingkan dengan 30 persen. Ini adalah hasil temuan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Addictive Behaviors, dilansir dari The Canyon Malibu. Penduduk asli Amerika juga memetabolisme alkohol jauh lebih lambat daripada banyak etnis lain.


5. Kekuatan Minuman Keras Yang Dikonsumsi
Semakin tinggi konsentrasi alkohol dari minuman Anda (10-30 persen), semakin cepat proses penyerapan alkohol dalam tubuh.

Ketika kandungan alkohol kurang dari 10%, saluran pencernaan sedikit “malas” untuk cepat-cepat memproses alkohol. Oleh karena itu, penyerapan alkohol jadi lebih lambat dan Anda jadi lebih mudah mabuk. Namun demikian, konsentrasi alkohol yang terlalu tinggi (lebih dari 30 persen) cenderung mengiritasi selaput lendir saluran pencernaan, sehingga meningkatkan produksi lendir yang justru memperlambat penyerapan alkohol.


6. Waktu Konsumsi
Semakin cepat Anda menenggak minuman berturut-turut, angka BAC Anda akan cepat naik.

Namun seiring waktu, peminum alkohol rutin dapat minum lebih banyak tanpa merasa efek memabukkan sedikitpun. Bahkan jika Anda telah berhenti minum selama beberapa dekade, Anda masih akan sanggup minum dengan jumlah yang sama sebelum berhenti tanpa merasakan efek apapun.


7. Usia
Ironisnya, kekokohan toleransi ini justru akan perlahan runtuh begitu Anda menginjak usia tua, dipengaruhi oleh faktor penuaan alami, seperti penyakit, mood, dan tingkat kebugaran tubuh.


8. Obat-obatan
Meskipun secara tradisional dikonsumsi dalam bentuk cair untuk rekreasi, alkohol sebelas-dua belas dengan obat medis sehingga harus diperlakukan tidak berbeda seperti mengambil dua resep berbeda berbarengan. Penting untuk mengetahui interaksi obat dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mencampur obat dengan alkohol.

Interaksi alkohol-obat yang berpotensi bahaya dapat terjadi baik pada peminum ringan maupun kronis. Jika Anda sedang minum obat resep atau obat nonresep, tanyakan dokter Anda untuk saran tentang asupan alkohol. Ketahui bahwa bahkan obat-obatan herbal dan suplemen juga dapat memiliki interaksi yang merugikan jika dikombinasikan dengan alkohol.


9. Kondisi Tubuh
Jika Anda sakit dan kecapekan, ada peluang Anda akan dehidrasi. Dehidrasi akan menghasilkan angka BAC yang lebih tinggi. Alkohol dapat melipatgandakan gejala dehidrasi dan kelelahan. Kelelahan dan dehidrasi pun dapat memperburuk efek memabukkan alkohol. Ketika Anda sedang tidak fit, hati juga tidak mampu bekerja optimal demi mengolah dan/atau mengeluarkan alkohol dari dalam tubuh sehingga mengarah pada konsentrasi alkohol dalam darah yang semakin melonjak.

Anda juga mungkin sedang mengambil obat penurun gejala penyakit, yang dapat meningkatkan efek mabuk alkohol yang juga berisiko menyebabkan masalah lainnya.

GOLONGAN MINUMAN KERAS 

  1. Gol. A berkadar Alkohol 01%-05%
  2. Gol. B berkadar Alkohol 05%-20%
  3. Gol. C berkadar Alkohol 20%-50%
Beberapa Jenis Minuman Beralkohol Dan Kadar Yang Terkandung Di Dalamnya

  1. Bir,Green Sand 1% – 5%
  2. Martini, Wine (Anggur) 5% – 20%
  3. Whisky, Brandy 20% -55%.
EFEK SAMPING YANG DITIMBULKAN

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah/ kadar alkohol yang dikonsumsi sebagai berikut: 


1. Dalam Jumlah Yang Kecil 
  1. alkohol menimbulkan perasaan relaks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. 
  2. Mulut rasanya kering. 
  3. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. 
  4. Mungkin pula akan timbul rasa mual. 
  5. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). 
  6. Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. 
  7. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan menyenangkan. 
  8. Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. 
  9. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.

2. Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut 

  1. Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan ) muncul akibat ke fungsi fisik – motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. 
  2. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.
  3. Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
3. Pemabuk Dan/ Atau Pecandu Minuman Keras

  1. Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. 
  2. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat–obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. 
  3. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar.
MANFAAT MIRAS UNTUK KESEHATAN
Salah satu temuan yang paling konsisten dalam dunia nutrisi belakangan ini adalah bahwa konsumsi alkohol dan minuman keras (dalam jumlah kecil) dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara umum dan menuntun Anda pada umur panjang. Manfaat Miras untuk kesehatan berkisar dari menguatkan otak, hingga menyembuhkan pilek dan masuk angin.

1. Baik Untuk Kesehatan Jantung
Asupan sewajarnya dari setiap minuman keras atau alkohol dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 40 persen, menurut review yang melibatkan lebih dari 100 studi prospektif dari Harvard School of Public Health, dilansir dari Live Strong.

Para peneliti dari Mediterranean Neurological menemukan bahwa mengonsumsi bir dalam batas sewajarnya setiap hari bisa mengurangi risiko penyakit jantung hingga 25 persen. Tim peneliti menyimpulkan, minum bir hingga 1,3 liter setiap hari untuk pria, dan setengahnya untuk wanita (sekitar 0,65 liter) dapat memiliki efek menguntungkan untuk jantung Anda.

Sama halnya dengan mengonsumsi anggur merah (red wine). Selain bagus untuk kesehatan jantung, minum anggur merah sewajarnya diketahui dapat membantu Anda menurunkan berat badan, mengurangi kelupaan, meningkatkan sistem imun tubuh, dan mencegah pengeroposan tulang.

Manfaat alkohol terhadap kesehatan jantung berkaitan dengan kemampuannya untuk meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan tingkat kolesterol jahat (LDL) dalam darah, dan mengurangi gangguan darah yang dapat menyebabkan penyumbatan arteri — beserta serangan jantung yang dapat mengikuti.

2. Bir Kaya Akan Vitamin B
Bir tidak selamanya berisi kalori kosong. Berbagai studi menemukan bahwa bir mengandung thiamin dan riboflavin (dua jenis vitamin B), juga kalsium, magnesium, dan selenium yang lebih banyak daripada wine dan cider. Para peneliti menduga hal ini disebabkan oleh bahan dasar yang digunakan untuk membuat bir (seperti jelai atau hops/pucuk pohon cemara) dan perbedaan cara pembuatannya.

Senyawa aktif dalam hops dapat melindungi Anda dari risiko Alzheimer dan penyakit Parkinson, menurut sebuah studi dalam Journal of Agriculture and Food Chemistry dilansir dari Shape. Peneliti dari Cina menemukan bahwa hop mengandung xanthohumol yang dikenal memiliki manfaat antioksidan dan antikanker, berfungsi untuk memperlambat perkembangan penyakit neurodegeneratif.

Namun demikian, bir jenis dark brew diketahui memiliki keunggulan nilai gizi yang mengalahkan jenis bir lain. Satu gelas standar (12-ons) bir lager menawarkan kurang dari satu gram serat, sementara dark brewmengandung lebih dari satu gram serat per gelas sajian. Yang lebih mengejutkan lagi, bir dark brew mengandung kandungan zat besi 121 ppb (parts per billion) dibandingkan dengan bir biasa yang memiliki 92 ppb dan fermentasi bit non-alkohol sebanyak 63 ppb.

Zat besi membawa oksigen dari paru ke seluruh otot tubuh dan sistem organ lainnya, sehingga saat asupan zat besi Anda di bawah rata-rata, oksigen akan mengalir lebih lambat, yang dapat membuat Anda merasa lelah, lesu, dan mudah marah.

3. Baik Untuk Kesehatan Ginjal
Meski minuman bersoda dan sirup telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pembentukan batu ginjal (23-33 persen), mengonsumsi bir dan wine pada kenyataannya justru menunjukkan persentase risiko yang jauh lebih rendah: 41% penurunan risiko pada bir dan 31 persen untuk wine.

Selain itu, konsumsi rutin dari alkohol sewajarnya diketahui mampu menurunkan risiko munculnya batu empedu. Sebaliknya, orang-orang yang tidak rutin memasukkan alkohol dalam konsumsi kesehariannya tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap risiko tersebut.

Senyawa aktif dalam minuman keras mempengaruhi kolesterol baik dan buruk dalam darah, akan tetapi juga mempengaruhi tingkat kolesterol yang terkandung dalam empedu. Ditambah lagi, memiliki berat badan berlebih adalah salah satu faktor risiko munculnya batu empedu. Maka, konsumsi minuman keras secara bertanggung jawab bisa membantu Anda mengelola berat badan sehat.

4. Vodka Baik Untuk Menjaga Kesehatan Mulut Dan Gigi
Vodka memiliki tingkat alkohol yang tinggi, yang juga memiliki kualitas antibakterial yang sangat baik. Saat digunakan sebagai obat kumur alternatif, vodka dapat membunuh bakteri penyebab bau mulut, dan jika Anda ingin menambahkan faktor sehatnya, Anda bisa tambahkan beberapa batang cengkeh, lembaran daun mint, atau sebatang kayu manis untuk meningkatkan kesegarannya.

5. Meningkatkan Kinerja Otak
Rutin menenggak bergelas-gelas alkohol diketahui bisa merusak otak dalam jangka panjang, namun jika Anda tahu triknya dan mengonsumsi minuman keras favorit Anda dengan sewajarnya, alkohol dapat membantu mencegah penurunan fungsi kognitif otak.

Penelitian dari Loyola University menemukan bahwa peminum miras yang mengontrol jumlah konsumsinya menunjukkan penurunan risiko kerusakan kognitif sebanyak 23%, termasuk penyakit Alzheimer, dan bentuk lain dari demensia jika dibandingkan dengan kelompok orang non-peminum minuman keras.

Sebuah studi terbitan Consciousness and Cognition menunjukkan bahwa konsumsi minuman keras dalam porsi sewajarnya memiliki keterkaitan dengan fungsi pemecahan masalah out of the box, alias creative thinking. Tim menemukan bahwa pria yang meminum vodka cranberry sampai tingkat alkohol dalam darahnya mencapai 0,75 persen berhasil memecahkan masalah kreatif dalam waktu yang lebih cepat daripada kelompok pria yang tidak meminum alkohol.


6. Wine Baik Untuk Mencegah Flu dan Masuk Angin Dan Juga Memelihara Kesehatan Mata
Memang, konsumsi alkohol kronis bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan justru menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi terhadap berbagai macam penyakit, namun kuncinya adalah: sedikit saja!

Studi yang dilakukan oleh Oregon Health & Science University terhadap Kera Makaka (primata yang memiliki rancangan sistem imun tubuh paling mirip dengan manusia) menemukan bahwa kera yang mengonsumsi wine dalam batas wajar menunjukkan peningkatan kualitas sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, kera yang minum terlalu banyak menunjukkan kekebalan tubuh yang melemah.

Segelas red wine, jika dibandingkan dengan white wine, memiliki kandungan zat besi, magnesium, potasium, dan lutein juga zeaxanthin yang lebih tinggi. Semua senyawa ini adalah karotenoid yang bisa mengurangi risiko Anda terhadap katarak dan degenerasi makular (hilangnya penglihatan sentral akibat kerusakan pada tengah retina, sekaligus penyebab utama kebutaan pada usia 50 tahun ke atas).

SARAN
Sebelum Anda membuka botol sampanye Anda untuk merayakan berita baik ini, ingatlah bahwa tanggung jawab adalah kunci demi mendapatkan keseluruhan manfaat ini. Minum bertanggung jawab artinya rata-rata satu gelas minuman keras pilihan Anda dalam satu hari untuk wanita dan dua gelas sehari untuk pria. Di luar pedoman sehat ini, Anda justru akan membahayakan kesehatan Anda.

1 comment:

Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih

Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya