Kumpulan Artikel Kami

Thursday, February 1, 2018

Sebilah Pisau Yang Tidak Berwujud

Satu kata yang cukup untuk menghancurkan sebuah pernikahan yang bahagia: curiga.

Peristiwa itu berawal dari perang antar sepasang suami istri.
Saat itu saya sedang duduk di depan layar TV, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Saya pun membuka pintu dan terlihat Kevin tetanggaku itu berdiri di luar. Wajahnya tampak kusut, perutnya terlihat turun naik dengan napas tersengal-sengal.

Melihat itu, saya pun seketika membayangkan kodok di kolam dengan isi perut buncitnya yang turun naik.

Kemudian saya melihat lehernya, dan hampir saja saya memuntahkan makanan dari dalam mulut saya.

Pasalnya, terlihat jelas beberapa garis merah bekas cakaran jari tangan dan tak perlu ditebak lagi, pasti hasil karya istrinya.

Kevin menghempaskan pantatnya di atas sofa, kemudian mulai menumpahkan uneg-unegnya, dan menekankan secara berulang tidak tahan lagi hidup seperti itu setiap hari.

Setelah ditanyakan sebabnya, ternyata gara-garanya adalah jepit rambut merah jambu.

Menghadiri jamuan, atau selalu pulang larut malam dengan alasan menemani klien?

Tanyaku pada Marlina, isteri Kevin.
“Tidak juga,” 
Jawab Marlina singkat.

Atau saat pulang Kevin selalu mengendap-ngendap jalannya, melarangmu menyentuh ponselnya, atau selalu menghindarimu saat dia menjawab panggilan telepon, mengirim SMS ?

Marlina menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaanku.
“Tidak juga,” 
gumamku.

Malah dia sering main game dengan ponsel Kevin.

Saya bertanya lagi, apa Kevin sering mengajakmu kalau ada jamuan, dan memuji-muji kebaikanmu di depan wanita lain? 

Marlina tampak terkejut mendengarnya. 
“Kok kamu tahu,” 
tanyanya heran.

Saya pun tersenyum mendengarnya, waktu kalian bertengkar tadi, apa Kevin menelepon rekan wanita sekantornya, kemudian menyuruh kamu mendengarnya, tapi kamu tolak ya? Marlina mengangguk.

Saya berdiri sambil berkata kepadanya, 
“Mar, coba kamu renungkan sejenak apa Kevin tipe pria seperti dugaanmu?”
Muka Marlina seketika memerah, ia merasa malu dan bersalah dengan dugaannya yang bukan-bukan.
“Apa benar aku salah telah menuduh Kevin yang tidak-tidak?” 
Gumamnya.

Saya pun beranjak keluar meninggalkan Marlina, dan melihat Kevin berdiri di koridor. Saat mau bicara, Kevin mengayunkan tangannya berkali-kali, dan mengatakan bahwa dia juga salah, tidak seharusnya terlalu emosi tadi sehingga membuat sobek piyama Marlina, isterinya. Katanya merasa bersalah.

Senang sekali melihat pasangan itu kembali rukun dan tersenyum mesra.

Sementara saya sedang tertawa, saya pun merenung, saat pria dan wanita akan merajut mahligai rumah tangga, tidak cukup hanya sekadar cinta atau jodoh, tapi harus saling percaya.

Ada wanita yang sering kali dikuasai oleh kabar burung di luar, dimana karena takut suaminya selingkuh, jadi kehilangan kepercayaan awalnya, dia mulai meragukan semuanya, mulai dari dugaan, prasangka hingga tuduhan yang berakhir pada keretakan rumah tangga.

Prasangka adalah sebilah pisau yang tak berwujud. Kalau tidak hati-hati, justru bukan saja melukai hati pria yang mencintaimu, tapi juga memutus urat nadimu sendiri.

Sayangnya, banyak wanita yang sudah menikah, selalu tidak mengerti dengan kebenaran ini, Jelas-jelas tidak tahu apa-apa, tapi berpura-pura mengerti, melihat gelas, tapi yang terbayang ular.
---------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment

Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih

Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya