Lebaran adalah nama lain dari Hari Raya umat Islam, baik hari raya Idul Fitri maupun hari Raya Idul Adha yang dirayakan setiap tahun atau setiap bulan Syawal setelah sebulan umat Muslim melaksanakan puasa di bulan Ramadan.
Lebaran Idul Fitri atau biasa disebut "Lebaran Mudik" saja dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri tiba, orang-orang Islam umumnya saling bersalam-salaman dan bermaaf-maafan dengan tetangganya, juga keluarganya setelah menunaikan Salat Ied.
Tradisimudik ini berdampak menjadikan Kota Surabaya menjadi sepi, jalan-jalanpun terlihat lengah hampir tidak ada aktifitas lalulintas kendaraan.
Kota Surabaya yang biasa dipenuhi kemacetam seakan-akan kini memjadi kota tak bertuan menjelang lebaran tahun 2019.
Survei Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menunjukkan bahwa 68,6 persen warga Surabaya mudik ke kampung halaman. Karena itu, suasana kota begitu lengang saat Lebaran.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Adrian Perkasa langsung teringat tulisan Howard Dick. Yakni, Surabaya City of Works.
Sejak awal 1900-an Surabaya menjadi salah satu kota industri dan perdagangan terbesar di Indonesia.
Jadi, orang-orang dari Kediri, Pasuruan, Lamongan, dan Tuban datang ke Surabaya untuk bekerja. Bahkan, Tjokroaminito pun bukan orang Surabaya.
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto berasal dari Ponorogo.
Pendiri Sarekat Islam itu tinggal di kawasan Peneleh.
Rumahnya masih ada hingga kini dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah Surabaya.
Mereka yang datang dari luar kota menetap selama lebih dari satu abad.
Namun, keturunannya tetap terhubung dengan kampung halaman.
Karena itu, saat mudik, yang tersisa di Surabaya hanya sepertiga penduduk.
Mereka yang tidak mudik memang tidak memiliki kampung halaman.
Secara turun-temurun dari kakek, buyut, hingga tingkatan yang lebih tinggi memang sudah menetap di Surabaya.
Mereka tinggal di kawasan Surabaya lawas.
Namun, ada juga warga asli Surabaya yang ikut mudik ke kampung halaman istri atau suami.
Kondisi tersebut menambah jumlah persentase warga yang mudik selama Lebaran.
Adrian menambahkan, pertambahan penduduk Surabaya sejak sekitar 1980 hingga kini tidak melonjak drastis.
Angkanya stabil di kisaran 3 juta jiwa.
Banyak yang bekerja di Surabaya, tetapi tinggal di Sidoarjo atau Gresik.
Makanya, ketika siang populasi Surabaya bisa menembus 7 juta jiwa.
Begitu jam pulang kerja, jumlahnya menurun separo.
Jadi 3 juta seperti semula,
jelas dosen ilmu sejarah tersebut.
Tradisi Lebaran Warga Surabaya
Di mana responden menghabiskan waktu saat Lebaran?
- Mudik ke kampung halaman: 68,6 persen
- Rumah: 29,3 persen
- Tempat rekreasi: 1,4 persen
- Lainnya: 0,7 persen
Yang sudah disiapkan menjelang Lebaran
- Kue: 42 persen
- Uang baru: 26 persen
- Pakaian baru: 24 persen
- Keperluan mudik: 4 persen
- Lainnya: 4 persen
Kebiasaan tradisi Lebaran
- Makanan khas: 90 persen masih dilakukan
- Berziarah sebelum hari raya: 92 persen masih dilakukan
- Unjung-unjung: 99 persen masih dilakukan
- Bagi-bagi uang baru: 94 persen masih dilakukan
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih
Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya