Apa Itu Lansia
Lansia adalah setiap orang yang telah berumur 60 tahun atau lebih, jika lebih dari 70 tahun dikatakan lansia resiko tinggi
Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
- Rambut uban
- Kulit keriput
- Penglihatan berkurang
- Daya tahan menurun
- Badan bungkuk
- Gigi ompong
- Peredaran darah mudah terganggu
- Tulang dan otot mulai rentan
- Fungsi perut sering terganggu
- Fungsi perkencingan sering terganggu
- Emosi mudah berubah-ubah
Yang Perlu Diwaspadai Jika Sudah Menjadi Lansia
loading...
loading...
- Jika ada benjolan di tubuh yang sebelumnya tidak ada.
- Mata kabur seperti berkabut.
- Sering sakit-sakitan.
- Sering sempoyongan.
- Pikun bertambah.
- Sering kencing, Haus dan cepat lapar.
- Jaga berat badan jangan sampai gendut.
- Susah buang air besar.
- Batuk lama.
- Sulit kencing.
- Sering anyang-anyangan.
- Sering pusing.
- Dada berdebar.
- Kaki bengkak.
- Ingin menyendiri/ cepat marah.
- Badan terasa dingin.
- Badan dan persendian terasa nyeri.
Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia. Lansia dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darah > 140/90 mmHg
a. Tanda Dan Gejala Tekanan Darah Tinggi
- Sakit kepala
- Bingung
- Badan terasa panas
- Dada berdebar-debar
- Tekanan darah > 140/90 mm Hg
b. Penyebab Tekanan Darah Tinggi
- Keturunan
- Kekakuan pembuluh darah
- Pengapuran pembuluh darah
- Makanan tinggi garam/lemak
- Sakit ginjal
- Stress
c. Dampak Tekanan Darah Tinggi
- Bisa mengalami stroke
- Bisa jantung lemah
- Sakit kepala
- Sulit tidur
- Emosi meningkat
Yang Harus Dilakukan Jkka Sudah Menderita Tekanan Darah Tinggi
- Batasi makan makanan yang mengandung garam
- Batasi makan ikan laut/ daging
- Banyak makan sayur dan buah
- Periksa ke tempat pelayanan kesehatan secara teratur
- Perhatikan jika tiba-tiba terasa “munyer” cepat ke tempat pelayanan kesehatan
- Minum obat secara teratur
- Rajin beribadah ‘Tabah”
- Terbuka dengan keluarga
- Tetap aktif beraktivitas kecuali jika pusing
- Jangan minum kopi.
Panflet Diatas Diambil Dari:
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTETAN UNAIR SURABAYA
TAHUN 2003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTETAN UNAIR SURABAYA
TAHUN 2003
☆☆☆☆☆
MENGENAL DEFINISI
HIPERTENSI DAN LANSIA
A. HIPERTENSI
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/ istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).
Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah seperti “sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, jika Anda ingin menjaga tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan kapan tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan diastolik berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal. Seseorang baru disebut memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.
Namun begitu, memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat angka sistolik Anda berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya Anda memiliki “prehipertensi”. Meskipun angka ini belum bisa dianggap hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk melakukan langkah pencegahan untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada di kisaran normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.
Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau jika memiliki tekanan sistolik ATAU diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi yang disebut krisis hipertensi. Jika tekanan darah Anda sampai setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah tinggi darurat.
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.
Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi disebut “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang tapi mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa macam penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner,gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.
Hipertensi yang penyebabnya tidak jelas disebut hipertensi primer yang tidak dimengerti benar mekanismenya. Tapi tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan yang buruk.
Ambil contoh, merokok. Merokok satu batang saja dapat menyebabkan lonjakan langsung dalam tekanan darah dan dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4 mmHG. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
Kebanyakan makan makanan asin, yang mengandung natrium (makanan olahan, makanan kalengan, fast food), dan makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan juga dapat meningkatkan kolesterol dan/atau tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi bisa muncul sebagai efek samping obat gagal ginjal dan perawatan penyakit jantung. Kondisi ini disebut hipertensi sekunder. Pil KB atau obat flu yang dijual di toko obat juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Wanita hamil atau yang menggunakan terapi pengganti hormon mungkin juga mengalami tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi karena obat mungkin menjadi normal setelah berhenti minum obat, tapi dalam beberapa kasus, tekanan darah masih meningkat selama beberapa minggu setelah menghentikan penggunaan obat. Anda harus bertanya kepada dokter jika tekanan darah abnormal terus terjadi.
Anak di bawah 10 tahun sering kali mengalami tekanan darah tinggi karena penyakit lain, misalnya penyakit ginjal. Dalam kasus tersebut, tekanan darah anak akan kembali normal setelah mengonsumsi obat darah tinggi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, lebih dari 25% penduduk Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita tekanan darah tinggi maupun prehipertensi.
Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja diklasifikasikan sebagai hipertensi primer. Seperti orang dewasa, penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena tekanan darah tinggi dari orangtua mereka, sementara yang lain menjadi korban gaya hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas dan bentuk tubuh tidak ideal yang istilahnya disebut dokter sebagai “menurunnya kebugaran kardiovaskular”.
Pada beberapa kasus, hipertensi pada remaja didasari oleh kondisi medis tertentu yang sudah lebih dulu diidapnya, seperti penyakit jantung maupun ginjal.
Namun secara umum, faktor-faktor berikut ini bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi:
- Kelelahan
- Diabetes
- Asam urat
- Obesitas
- Kolesterol tinggi
- Penyakit ginjal
- Kecanduan alkohol
- Wanita yang menggunakan pil KB
- Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan tekanan darah tinggi.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan kena hipertensi. Faktor ini hanya sebagai referensi. Konsultasikanlah kepada dokter untuk detail lebih lanjut.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi permanen di mana tekanan darah terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg. Anda tidak bisa merasakan hipertensi. Banyak orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi. Hipertensi bisa muncul tanpa gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman kesehatan yang serius.
Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya dan jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.
Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di dunia tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya hidup/ lingkungan yang tidak sehat. Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan obat darah tinggi.
Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari hipertensi. Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.
Sumber : hallosehat.com
B. LANSIA
Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara individual. Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Selain pengertian tadi, ada juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut beberapa ahli:
Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya dan jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.
Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di dunia tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya hidup/ lingkungan yang tidak sehat. Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan obat darah tinggi.
Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari hipertensi. Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.
Sumber : hallosehat.com
B. LANSIA
Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara individual. Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Selain pengertian tadi, ada juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut beberapa ahli:
- Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
- Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
- Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
- Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun.
- Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.
Batasan Umur Lansia
Seperti yang telah di sebutkan tadi di atas, ada beberapa standar atau batasan orang di katakana lansia. Di sini kami menyebutkan batasan usia dari WHO, batasan lansia di Indonesia dan menurut ahli.
1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi:
- Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
- Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
- Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
- Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.
2. Setyonegoro
Menurut Setyonegoro, batasan lansia adalah sebagai berikut :
- Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/ 20-25 tahun
- Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/ 65 tahun
- Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas : Young old (usia 70-75), Old (usia 75-80), dan Very old (usia >80 tahun).
3. BEE
Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :
- Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
- Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
- Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)
- Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
- Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
4. Batasan Umur Lansia Di Indonesia
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun ke atas, dimana ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2.
Menurut Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
Sumber: Referensibebas.com
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih
Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya