Ketetapan jatuhnya tanggal 1 Syawal 1440 H baru akan diputuskan dalam Sidang Isbat Senin (3/6/2019) sore, tapi penting untuk tahu 6 amalan sunah yang perlu diperhatikan sebelum menunaikan sholat Idul Fitri 1440 H.
Hari Raya Idul Fitri 1440 H atau Lebaran 2019 kemungkinan akan tiba pada Rabu (5/6/2019), ada beberapa sunah yang perlu menjadi perhatian jelang pelaksanaan sholat Idul Fitri 1440 H.
Lebaran 2019 atau Hari Raya Idul Fitri 1440 H ditandai dengan pelaksanakan sholat Id yang penetapannya baru akan diputuskan dalam Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1440 H.
Sholat Id adalah ibadah sholat sunah yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Sholat Id termasuk dalam sholat sunah muakkad, artinya:
Sholat ini walaupun bersifat sunah, namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Niat Sholat
Niat sholat ini, sebagaimana juga sholat-sholat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya.
Waktu dan tata cara pelaksanaan
Waktu sholat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.
Syarat, rukun dan sunahnya sama seperti sholat yang lainnya.
Hanya ditambah beberapa sunah sebagai berikut:
- Berjamaah
- Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
- Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
- Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
- Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
- Imam menyaringkan bacaannya.
- Khutbah dua kali setelah salat sebagaimana khutbah jum’at
- Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum-hukum Qurban.
- Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya, dan bertakbir saat keluar rumah.
- Makan terlebih dahulu pada salat Idul Fitri pada Sholat Idul Adha sebaliknya.
Hadits berkenaan
Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata:
Adalah Nabi SAW. pada hari raya idul fitri dan idul adha keluar ke mushalla (padang untuk sholat), maka pertama yang dia kerjakan adalah sholat.
Kemudian setelah selesai dia berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shaf mereka, lalu dia memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila dia hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah dia putuskan, dia perintahkan setelah selesai dia pergi.
(H.R: Al-Bukhary dan Muslim)
Telah berkata Jaabir ra:
Saya menyaksikan sholat Id bersama Nabi Muhammad SAW. dia memulai salat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai dia berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai dia turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya dia memperingatkan mereka.
(H.R: Muslim)
Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata:
Rasulullah SAW. memerintahkan kami keluar pada 'idul fitri dan 'idul adha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya.
Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla tempat sholat Id, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah).
Saya berkata:
Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab?
Dia bersabda:
Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya.
(H.R : Jama'ah)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. ia berkata:
Adalah Nabi SAW.
Tidak berangkat menuju mushalla kecuali dia memakan beberapa biji kurma, dan dia memakannya dalam jumlah bilangan ganjil.
(H.R: Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata:
Nabi Muhammad SAW.
Mendirikan sholat Id, kemudian dia memberikan ruhkshah/ kemudahan dalam menunaikan sholat Jumat, kemudian dia bersabda:
Barang siapa yang mau sholat jumat, maka kerjakanlah.
(H.R: Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata:
Sesungguhnya Nabi SAW. bertakbir pada sholat Id dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak sholat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya.
(H.R: Amad dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra.
Bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb (artinya):
Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji.
(H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih)
Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas.
Diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata:
Mereka berkata:
Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw. bahwa mereka kemarin melihat hilal.
Maka Rasulullah SAW. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan sholat Id pada hari esoknya.
(H.R : Lima kecuali At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Azzuhri:
Ia berkata:
Adalah manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat sholat Id sampai mereka tiba di musala (tempat sholat Id) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir maka merekapun ikut bertakbir.
(H.R: Ibnu Abi Syaibah)
AMALAN SHOLAT IDUL FITRI
Rupanya, ada beberapa sunnah yang bisa dilakukan sebelum menunaikan sholat Idul Fitri.
Apa saja?
Berikut ulasannya:
1. Mandi Sebelum Berangkat Sholat Ied
Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa jumhur ulama’ sepakat tentang kesunnahan mandi sebelum berangkat untuk melaksanakan sholat id.
Alasan yang menjadi sebab disunnahkannya mandi pada hari Jumat dan atau kesempatan lainnya saat kaum muslimin berkumpul secara umum, juga terdapat pada sholat Id, bahkan boleh jadi pada sholat Id alasan itu lebih kuat.
2. Makan Sebelum sholat Idul Fitri
Salah satu sunnah di hari Idul Fitri adalah tidak berangkat sholat sebelum memakan beberapa butir kurma.
Tidak harus kurma, hendaknya umat Muslim yang hendak sholat Ied harus memakan sesuatu untuk mengisi perut.
3. Bertakbir Di Hari Idul Fitri Lebih Keras dari pada Idul Adha
Ini termasuk sunnah yang agung pada hari Ied, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
(QS. Al-Baqarah: 185)
Dari Walid bin Muslim dia berkata:
Aku bertanya kepada Al-Auzai dan Malik bin Anas tentang mengeraskan takbir pada dua Hari Raya.
Mereka berdua menjawab:
Ya, dahulu Ibnu Umar mengeraskan takbir pada hari Idul Fitri hingga imam datang.
Terdapat riwayat shahih dari Abu Abdurrahman As-Silmi:
Dia berkata:
Mereka para hari Idul Fitri lebih keras dibanding Idul Adha)
Waki’ berkata:
Yang dimaksud (keras) adalah bertakbir.
Sedangkan Imam Daruquthni meriwayatkan:
Bahwa Ibnu Umar apabila berangkat untuk shaat Idul Fitri dan Idul Adha, bersungguh-sungguh untuk bertakbir hingga tiba ke tempat sholat, kemudian dia terus bertakbir hingga imam datang.
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Az-Zuhri, dia berkata:
Orang-orang bertakbir pada hari Id hingga mereka keluar dari rumah-rumah mereka hingga ketika mereka mendatangi tempat sholat dan hingga imam datang.
Apabila imam telah datang, mereka semua diam, jika imam bertakbir, merekapun bertakbir.
Ibnu Syihab Az-Zuhri rahimahullah berkata:
Dahulu orang-orang bertakbir sejak mereka keluar dari rumah-rumah mereka hingga datangnya imam (ke tempat sholat untuk memulai sholat).
Waktu takbir dalam sholat Idul Fitri dimulai sejak malam Id hingga imam masuk (ke tempat sholat) untuk melakukan sholat Id.
4. Saling Memberi Ucapan Selamat
Termasuk adab pada hari Ied adalah saling memberikan ucapan selamat yang baik satu sama lain antar sesama.
5. Berhias Pada Dua Hari Id
Ibnu Umar berkata:
Umar radhiallahu anhu mengambil (membeli) sebuah jubah dari sutera yang dijual di pasar, lalu dia mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian berkata:
Wahai Rasulullah, belilah ini dan berhiaslah dengannya untuk Hari Raya dan menyambut tamu.
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak mendapatkan bagian (di hari kiamat).
(HR. Bukhori)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyetujui tindakan Umar untuk berhias pada hari Id, akan tetapi yang dia ingkari adalah membeli baju tersebut, karena terbuat dari sutera.
Dari Jabir radhialahu anhu, dia berkata:
Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam memiliki gamis yang biasa beliau pakai untuk sholat dua Hari Raya dan hari Jumat.
(Shahih Ibnu Khuzaimah)
Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa Ibnu Umar memakai pakaian yang paling bagus pada Hari Ied.
Maka bagi kaum muslim yang ingin berangkat untuk menunaikan sholat id, hendaknya memakai pakaian yang paling bagus ketika berangkat untuk sholat Ied.
6. Lewat Jalan yang Beda ketika Berangkat dan Pulang
Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, dia berkata:
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada Hari Id menempuh jalan yang berbeda.
(HR. Bukhari)
Ada yang mengatakan bahwa hikmah dari perbuatan tersebut adalah:
Agar kedua jalan itu menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat, sebab bumi akan berbicara pada hari kiamat terhadap kebaikan atau keburukan yang dilakukan di atasnya.
Terdapat pula yang mengatakan untuk menampakkan syiar Islam di kedua jalan tersebut.
Syiar Islam dapat berupa zikir kepada Allah, atau menimbulkan rasa gentar terhadap kaum munafik atau orang Yahudi dengan banyaknya orang bersamanya, atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apakah untuk meminta fatwa, mengajarkan atau memenuhi segala kebutuhan, atau untuk mengunjungi kerabat dan bersilaturahim?
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih
Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya