loading...
loading...
Tradisi Tadarus Al Qur'an dari Tahun ke Tahun ini tetap terpelihara dengan baik dan tumbuh subur dari generasi ke generasi olah Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya yang dilaksanakan di Musholah Al-Jihad RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya. Tadarus Al Qur'an di Bulan Ramadhan selalu dilaksanakan selepas Sholat Tarowih.
Pada umumnya ritual dalam bulan Ramadan yang diyakini sangat penting bagi umat Islam adalah tadarus Al-Qur’an. Tidak salah bila kemudian, di berbagai masjid dan musholla ditemukan mereka meramaikannya dengan membaca Al-Qur’an setelah sholat Tarawih, bahkan ada sebagian yang mengadakannya diwaktu yang berbeda.
Di RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya tradisi ini dilakukan dengan cara berrgiliran hingga semua mendapat jatah membaca dan menyimak. Pembacaan urut mulai dari juz 1 sampai dengan juz 30 (khatam). Kegiatan ini sudah terjadwal jauh hari sebelumnya. Para pembaca dibagi dalam kelompok-kelompok Tadarusan dengan pemisahan kelompok laki-laki baik dari usia muda hingga usia tua.
Aktifitas menyimak meliputi membenarkan hukum-hukum bacaan Al Qur'an yang dibaca seseorang yang mendapat giliran. Model Tadarus seperti ini yang umum dilakukan di daerah Yogyakarta setiap Bulan Puasa dan di Abdobsi di Tradisi Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya.
Baik membaca salah satu surat dalam Qur'an ataupun membaca surat yang berlainan tiap orangnya. Tidak ada yang menyimak, semua sibuk membaca. Model membaca satu surat secara bersama-sama dengan suara nyaring, umumnya dilaksanakan dalam Yasinan.
Sedangkan tradisi Muqadaman adalah berkumpul bersama disuatu tempat untuk membaca Al Qur'an secara bersamaan dengan bacaan yang berbeda-beda. yang terpenting dalam 1 waktu dan tempat, Qur'an khatam dibaca.
Dan dalam kegiatan ini, sebagian warga yang mempunyai sedikit rejeki selalu mengantarkan makanan dan minuman bagi mereka yang membaca Al-Qur’an di Musholah Al-Jihad.
Respon positif Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya atas tradisi tadarus Al-Qur’an menandakan bahwa umat Islam di Wilayah RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya masih memiliki kesadaran religius yang cukup tinggi, khususnya dalam membaca Al-Qur’an.
Tapi, lebih dari itu perlu perenungan kembali, sejauh mana efek ritual ini dalam kehidupan sosial dan kebangsaan kita sebab Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tapi perlu dipahami dan diamalkan kandungannya oleh Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya dalam kehidupan bermasyarakat khusunya di Wilayah RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya.
Secara kebahasaan, kata Tadarus berarti saling belajar dari kata dasar Darasa (belajar). Secara praktik, tadarus Al-Qur’an dimaknai oleh Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya dengan ritual membaca Al-Qur’an yang dilakukan minimal dua orang, yakni satu di antara keduanya membaca dan yang lain menyimak.
Maka, tidak bisa dikatakan tadarus bila hanya dilakukan sendirian, tanpa kehadiran yang lain. Oleh karena itu Karang Taruna Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya bersama Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya melakukan kegiatan ini dengan cara bergiliran.
Dari ini, ada dua makna penting dari tradisi tadarus untuk direnungkan agar kemudian bermakna dalam konteks sosial dan berbangsa di Warga RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya, yaitu:
Dilihat Dari Si Pembaca
Pembaca Al-Qur’an dalam ritual tadarus harus jeli dan teliti agar bacaannya tidak salah, sekaligus memiliki kerendahan hati kepada orang lain (penyimak) bila kemudian ada proses pembenaran terhadap bacaan yang kurat tepat.
Jeli dan teliti serta didukung oleh kerendahan hati menjadi sangat penting dalam kehidupan yang lebih luas. Tapi, memang problem terkini dalam kehidupan beragama, khususnya, masih didominasi oleh sikap individu yang jeli dan teliti terhadap keyakinannya sendiri, tapi bersifat angkuh dan sombang dalam melihat keyakinan orang lain yang berbeda.
Dilihat Dari Si Penyimak
Sebagaimana mafhum, ia bertugas mendengarkan dan mengamati bacaan sekaligus akan mengganti posisi pembaca pertama, bila kemudian berhenti. Karenanya, si-penyimak tidak boleh santai, bahkan harus siap siaga mengawal bacaan agar tetap sesuai dengan pakem-pakem yang ditentukan dalam membaca Al-Qur’an.
Dari sini, maka kesadaran pembaca dan penyimak itu penting, bahkan menentukan kualitas bacaan Al-Qur’an itu lebih bermakna. Secara sosiologis fenomena ini mengajarkan bahwa saling belajar antar sesama adalah keniscayaan hidup dalam sebuah bangsa, yakni belajar tentang bagaimana pentingnya menghormati dan menghargai posisinya masing-masing.
☆☆☆☆☆
Tradisi tadarus mengajarkan tentang pentingnya harmoni dalam semua lini kehidupan sebab sangat mustahil bangsa ini akan besar, bila masih ada sebagian orang baik individu maupun kelompok lebih suka menebarkan teror kepada orang lain, sebagaimana bacaan Al-Qur’an itu tidak memastikan tepat bila hubungan si-pembaca dan si-penyimak tidak ada sikap saling mengingatkan, terlebih bila tidak harmoni antar keduanya.
☆☆☆☆☆
No comments:
Post a Comment
Kami harapkan artikel yang ada dapat bermanfaat bagi pembaca setia kami. Kami Harapkan saran dan kritik yang membangun atas artikel maupun blog kami. Dan jangan lupa berlangganan artikel kami. Terima Kasih
Ttd.
Admin Blog Kartar Mahameru RT.15 RW.02 Kel. Jepara Surabaya